Inteligensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad ke-20Peralihan kekuasaan dari Orde Baru ke Orde Reformasi menempatkan figur-figur inteligensia Muslim sebagai aktor-aktor kunci dalam kepemimpinan politik dan birokrasi nasional, dalam skala yang tak ada presedennya dalam sejarah Indonesia pascakolonial. Uniknya, ditengah-tengah gelombang pasang kemunculan inteligensia Muslim, partai-partai politik Muslim secara keseluruhan justru tak kunjung memperoleh dukungan mayoritas. Malahan, arus utama pemimpin-pemimpin senior inteligensia Muslim tak lagi terobsesi dengan klaim-klaim keislaman. Dalam pada itu pertarungan ideologi dan identitas-politik baik antar-maupun intra-tradisi-tradisi intelektual Islam terus berlangsung dengan agenda, intensitas, dan ekspresi yang beragam. Transformasi inteligensia Muslim dari pinggir menuju pusat dalam dunia politik dan birokrasi Indonesia tidak bisa lagi dibaca dengan studi-studi yang ada mengenai elite Indonesia modern dan politiknya, entah itu Clifford Geetz (1960), Robert van Niel (1970), R. William Liddle (1973), Donald K. Emmerson (1976), atau Ruth McVey (1989). Dengan pendekatan yang holistik dan metodologi yang solid, buku ini menelaah genealogi inteligensia Muslim dalam hubungannya dengan pertarungan "kuasa" (power) di Indonesia abad ke-20. Dalam upaya ini, pendekatan dengan kerangka waktu jangka panjang (longue duree) dikombinasikan dengan metode interaktif, interdisipliner, dan intertekstual untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai beragam impuls dan interaksi yang menghadirkan kesinambungan (continuity) dan perubahan-perubahan (changes) dalam perkembangan inteligensia Muslim dalam relasinya dengan "kuasa". Buku ini, dengan demikian, menjadi kunci penting bagi diskusi mutakhir tentang peran Islam di Indonesia pada abad ke-21. Lebih dari sekadar tinjauan atas masa lalu, buku ini merupakan titik tolak untuk memikirkan masa depan Indonesia. "Buku ini memperlihatkan hasil kerja kesarjanaan yang excellent tentang sejarah-sosial formasi inteligensia Muslim Indonesia, dengan melibatkan analisis tentang pemikiran Islam secara cerdas dan rapi. Tak ayal lagi, akan menjadi standar rujukan dalam topik ini." --John Bowen Profesor Antropologi, Washington University, Amerika Serikat [Mizan, Pustaka, Referensi, Islam] |
Contents
Pembentukan dan Transmisi Tradisi Politik Intelektual | 294 |
Konsolidasi dan Kontestasi318 | 318 |
Dari Aktivitas Sastra dan Media Menuju Nasionalisme | 335 |
Kesimpulan346 | 346 |
Kesetaraan Akses ke Pendidikan Publik Sekuler | 359 |
Pendidikan Agama dan Ekspansi UniversitasUniversitas | 367 |
Konsolidasi dan Kontestasi | 379 |
JatuhBangun Islam Politik401 | 401 |
Transmisi Tradisi Politik Intelektual Muslim | 423 |
Kesimpulan | 446 |
Other editions - View all
Common terms and phrases
abad abangan adanya akhir aktivis anggota Angkatan awal bahkan Barat bawah belajar belakang beragam berasal berdiri bersifat buku bulan dakwah dasar disebut dukungan elite Eropa generasi gerakan gerakan-gerakan Hindia historis ICMI identitas ideologi intelektual Muslim inteligensia Muslim istilah Jadi jauh Jawa Jepang jumlah kabinet kalangan karya kaum kebijakan kecil kekuasaan kelas kelompok kemerdekaan ketua kolektif kolonial komunitas Kristen kuasa kuat kultural lahir lainnya lama latar lewat lihat luas mahasiswa majalah masjid Masyumi maupun membentuk memberikan memiliki mendapatkan mendirikan mengenai menggunakan menteri Meski militer modern Muhammadiyah mulai muncul nasional nasionalis orang-orang Orde organisasi paling partai partai-partai pembentukan pemerintahan pemimpin pengaruh pengetahuan penting peran perhimpunan periode perkembangan pernah pertama pihak posisi Presiden priayi pribumi proses rezim ruang publik saat sebuah segera sejak sekitar sekolah sekolah-sekolah sekuler Selain selama semakin sementara sistem sosial studi Suharto Sukarno tanggal tertentu terus terutama tetap tinggi tradisi tradisional ulama umum universitas utama wacana wakil